Ibadah Pembukaan Pekan Anak GKJW Sidoarjo

Ibadah Pembukaan Pekan Anak GKJW Sidoarjo

Sidoarjo — Bacaan Injil Lukas 10:1-11 dan 16-20 menjadi dasar Ibadah Pembukaan Pekan Anak GKJW Jemaat Sidoarjo Minggu 6 Juli 2025 di Jalan Kombespol M Duryat.

Dalam ibadah kali ini, Pendeta GKJW Sidoarjo, Pdt Noven Rudy Nataniel S.Si, menekankan pentingnya membangun iman melalui kedisiplinan rohani, doa, membaca Alkitab, serta persekutuan yang hidup.

“Yesus sendiri mengutus 70 murid untuk mendahului-Nya ke setiap kota. Ini menegaskan bahwa kita semua punya peran dalam mewartakan kabar keselamatan, bukan hanya pendeta atau penatua saja,” kata Pdt. Noven di hadapan jemaat.

Dalam renungannya, Pdt Noven mengingatkan jemaat bahwa iman bukanlah sesuatu yang datang begitu saja, tetapi perlu diupayakan dan dirawat.

“Segala sesuatu tidak datang tiba-tiba. Begitu juga iman perlu dibangun. Perlu disiplin rohani: rajin berdoa, membaca Alkitab, dan aktif persekutuan,” urainya.

Doa adalah Nafas Orang Percaya

Pdt Noven menegaskan pentingnya doa dalam kehidupan sehari-hari umat Kristen. Menurutnya, doa adalah nafas hidup orang percaya.

“Kalau doa dihilangkan, sama saja kita hidup tanpa nafas rohani,” jelasnya.

Ia juga menyinggung kebiasaan sebagian orang yang baru rajin berdoa ketika sedang menghadapi masalah berat.

“Semakin banyak pergumulan, biasanya orang semakin rajin berdoa. Itu baik, asal jangan hanya pas butuh saja,” imbuhnya sambil tersenyum.

Iman Harus Berakar dan Berbuah

Membawa tema Berakar Dalam Altar, Berbuah Dalam Latar, Pdt. Noven mendorong jemaat agar hidup berakar kuat dalam Kristus dan menghasilkan buah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks keluarga, ia menekankan pentingnya kolaborasi antara gereja dan orang tua untuk mendampingi pertumbuhan iman anak.

“Gereja, guru sekolah minggu, pamong, dan orang tua harus berjalan bersama. Tidak bisa hanya diserahkan ke gereja saja. Orang tua juga harus terlibat aktif membangun mesbah keluarga di rumah,” tegasnya.

Mengingat Masa Kecil dan Teladan Keluarga

Dalam khotbahnya, Pdt. Noven juga berbagi pengalaman masa kecilnya yang penuh tantangan. Ia bercerita bagaimana ibunya selalu tegas membangunkan dirinya untuk beribadah, meski saat remaja dirinya lebih suka bermain biliar hingga larut malam.

“Ibu saya tegas sekali soal ibadah. Kadang saya dibangunkan dengan keras, bahkan pernah pintu kamar saya dilempar kursi! Tapi dari situ saya belajar, iman itu memang harus dilatih dan ditanamkan sejak kecil,” kenangnya.

Menguatkan Anak-Anak di Tengah Tantangan Zaman

Pdt. Noven juga menyoroti tantangan anak-anak zaman sekarang yang cenderung instan dan individualis. Ia mengajak orang tua untuk menjadi teladan dalam hal kedisiplinan rohani.

“Anak-anak kita harus dibimbing dengan keteladanan. Tidak cukup hanya dinasehati, tetapi orang tua juga harus menunjukkan contoh nyata bagaimana rajin berdoa, membaca firman, dan bersekutu,” pesannya.

Tugas Bersama: Menjadikan Anak GKJW Istimewa

Menutup pesannya, Pdt. Noven mengajak seluruh jemaat GKJW Sidoarjo untuk terus merawat iman bersama-sama. Ia menegaskan bahwa menjadikan anak-anak GKJW istimewa adalah tanggung jawab bersama.

“Tuhan Yesus mengutus murid-murid-Nya berdua-dua. Ini pesan penting: kita tidak dipanggil berjalan sendiri, tapi berjalan bersama dalam persekutuan. Mari kita jadikan anak-anak kita, anak-anak GKJW, sebagai generasi istimewa yang berakar dalam altar dan berbuah di latar kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (ted)

Teddy Ardianto

Leave a Reply