
Pelatihan Merawat Lansia: Inisiatif Kemanusiaan dari Yayasan Bakti Lentera Kasih Sidoarjo
Sidoarjo – Sebanyak 20 orang dari berbagai latar belakang mengikuti pelatihan merawat orang sakit dan lanjut usia (lansia) yang digelar oleh Yayasan Bakti Lentera Kasih (YBLK) Sidoarjo.
Kegiatan ini dilangsungkan di Sekretariat Greja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Pasamuan Sidoarjo, Jalan Kombes Pol M Duryat No. 66, Kelurahan Sidoklumpuk, Sidoarjo pada Jumat (2/5/2025).
Pelatihan yang berlangsung dalam format workshop ini tidak hanya memberikan ilmu praktis, tapi juga sarat dengan semangat kemanusiaan.
Ketua YBLK, Yudied Agung Mirasa, menyebutkan bahwa pelatihan ini lahir dari realitas sosial yang cukup menyentuh: banyak orang sakit yang secara finansial mampu, namun kesulitan mendapatkan pendamping atau perawat karena keterbatasan sumber daya manusia.
“Ada yang punya uang, tapi tidak punya keluarga atau teman untuk merawat. Kami melihat ini sebagai kebutuhan mendesak, lalu kami wujudkan dalam bentuk pelatihan. Meski belum terakreditasi, kami gelar dalam bentuk workshop agar bisa menjawab kebutuhan tersebut,” ujar Yudied.
Empat Kompetensi Dasar untuk Perawatan Lansia dan Orang Sakit
Pelatihan ini dibatasi hanya untuk 20 peserta per angkatan agar proses belajar dan praktik benar-benar efektif. Peserta dibekali dengan empat kompetensi dasar, yakni:
Cara memindahkan pasien (lansia maupun orang sakit)
Teknik memberi makanan yang benar
Membantu pekerjaan rumah tangga pasien
Merawat kebersihan diri pasien (memandikan, membantu buang air besar dan kecil)
Para narasumber yang terlibat berasal dari kalangan profesional, seperti dokter, perawat, fisioterapis, hingga psikolog yang memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) sebagai bukti kompetensinya.
Yudied sendiri memiliki latar belakang sebagai tenaga kesehatan di Kementerian Kesehatan dan aktif di berbagai organisasi profesi seperti IAKMI dan HAKLI Jawa Timur, serta tersertifikasi sebagai ahli K3 umum (AK3U).
Berorientasi Sosial dan Terbuka untuk Kolaborasi
Workshop ini diberikan secara gratis, terutama bagi masyarakat kurang mampu atau mereka yang termarjinalkan. Namun, YBLK juga membuka pintu bagi peserta yang mampu secara ekonomi untuk memberikan donasi sukarela.
“Donasi yang masuk akan kami gunakan untuk memperkuat program sosial lainnya. Intinya, semua kami kembalikan untuk masyarakat yang membutuhkan,” tambah Yudied.
Lebih lanjut, YBLK berharap adanya dukungan dari dinas kesehatan, dinas tenaga kerja, kelurahan, serta lingkungan RW/RT, agar pelatihan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan. Harapannya, kegiatan ini mampu membentuk sumber daya manusia (SDM) yang profesional dan kompeten di bidang perawatan lansia serta menjadi jalan untuk peningkatan ekonomi masyarakat.
YBLK juga terbuka untuk menjalin kerja sama lintas sektor, terutama di bidang sosial, kesehatan, ketenagakerjaan, dan pendampingan masyarakat.
Lurah Sidoklumpuk Apresiasi Pelatihan Home Care
Sementera itu Pemerintah Kelurahan Sidoklumpuk, Kabupaten Sidoarjo menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui dukungan penuh terhadap pelatihan Home Care.
Workshop ini resmi dibuka Lurah Sidoklumpuk Sri Dayanti, SE pada siang hari dalam sebuah acara yang dihadiri oleh berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, perwakilan FKUB Peduli, ketua panitia, dan warga setempat.
“Kami mengapresiasi kerja keras panitia dan semua pihak yang telah berkontribusi dalam menyelenggarakan pelatihan Home Care ini. Ini adalah terobosan luar biasa, tidak hanya membuka peluang kerja baru, tetapi juga menjawab kebutuhan masyarakat dalam memberikan perawatan kepada lansia dan anak-anak di rumah,” ujar Sri Dayanti, SE.
Beliau menekankan pentingnya keberadaan tenaga Home Care di tengah masyarakat modern yang sibuk, di mana banyak keluarga kesulitan menyediakan waktu untuk merawat anggota keluarga yang membutuhkan pendampingan khusus, terutama lansia atau pasien pasca-sakit.
“Pelatihan ini bukan hanya sekadar meningkatkan keterampilan, tapi juga membangun jiwa pengabdian dan profesionalisme. Kami berharap peserta mengikuti pelatihan ini dengan sungguh-sungguh karena manfaatnya akan sangat besar bagi masyarakat,”* tambahnya.
Sri Dayanti juga menyampaikan harapan agar kegiatan serupa dapat dilanjutkan dalam sesi-sesi berikutnya dan diperluas cakupannya. Ia membuka peluang bagi warga Kelurahan Sidoklumpuk untuk turut ambil bagian dalam pelatihan mendatang.
“Kami siap mendukung dan memfasilitasi bila ada warga kami yang membutuhkan atau ingin bergabung di sesi pelatihan berikutnya. Semoga kegiatan ini melahirkan tenaga Home Care yang profesional, ramah, dan berorientasi pada pelayanan kemanusiaan yang berkualitas,” pungkasnya.
Suratidjan: Pelatihan Perawatan Sosial Adalah Ladang Pelayanan dan Kunci Surga
FKUB Peduli menyambut antusias pelatihan pelayanan sosial yang digagas YBLK GKJW Sidoarjo sebagai langkah nyata untuk memperkuat peran masyarakat dalam merawat sesama, khususnya mereka yang membutuhkan perhatian khusus di bidang sosial dan kesehatan.
Tokoh lintas agama sekaligus perwakilan FKUB Peduli CL, Suratidjan, menyampaikan apresiasinya dalam sambutan pada acara pembukaan pelatihan tersebut. Ia menyebut bahwa keterlibatan para peserta dalam kegiatan ini merupakan wujud nyata dari pelayanan kemanusiaan yang mulia.
“Saya menyambut dengan baik niat tulus Anda semua untuk melayani. Kalau kata Pak Pendeta tadi, ini sudah 50% mendapat berkah Tuhan. Sisanya tinggal kita wujudkan dalam aksi nyata,” ujarnya.
Suratidjan juga mengungkapkan bahwa kerja sama lintas agama di Sidoarjo selama ini telah berjalan dengan baik, terutama dalam menangani masalah-masalah sosial, seperti bencana alam hingga program vaksinasi massal. Kehadiran pelatihan ini, menurutnya, menjadi sebuah terobosan baru yang sangat dibutuhkan.
Ia menyoroti masih adanya kendala di lapangan, terutama dalam hal merawat pasien atau lansia yang sudah tidak memiliki pendamping keluarga yang memadai. “Banyak yang mampu menyediakan fasilitas, tetapi tidak tahu bagaimana cara merawat dengan benar,” ucapnya.
Suratidjan mencontohkan kasus lansia yang hidup sendiri dan hanya diasuh oleh pembantu tanpa keterampilan medis yang memadai.
Ia menekankan pentingnya pelatihan teknis bagi tenaga non-medis agar perawatan yang diberikan bisa lebih baik, tidak hanya dari sisi medis tetapi juga memperhatikan asupan gizi dan kebutuhan harian lainnya.
Karena itu, ia berharap kegiatan seperti ini dapat terus berlanjut dan berkembang.
“Kalau sekarang ada 20 peserta, besok bisa 40, lalu 60. Masyarakat, terutama di Sidoarjo dan sekitarnya, sangat membutuhkan tenaga-tenaga yang terlatih dalam merawat,” kata Suratidjan.
Menutup sambutannya, ia mengajak semua pihak untuk mendukung dan memperluas program ini agar pelayanan kemanusiaan bisa menjangkau lebih banyak warga.
“Semoga ke depan kita semakin maju dalam pelayanan dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” pungkasnya.
Materi Home Care merawat orang sakit dan lansia oleh Pendeta Kristanto MTh dan Dr Dewi. Sejumlah tanya jawab seputar merawat orang tua menjadi diskusi menarik dalam pelatihan di GKJW Sidoarjo ini.
Leave a Reply